seorang teman satu sekolah saya dulu waktu SMA -tapi tidak pernah satu kelas- dia sangat sangat cantik, saya berani menjamin semua teman seangkatan tahu dia dan tidak lupa wajahnya sampai sekarang -kami telah lulus 4 tahun yang lalu-
bahkan diri saya yang sangat cuek pun, tahu dan juga masih ingat.
namanya Puspa. seminggu yang lalu dia telah kembali pada yang Maha Kuasa. semoga amal ibadahnya diteima oleh Allah dan diampuni dosa-dosanya, Amin.
dia meninggal karena kecelakaan lalu lintas di jalur utama Surabaya-Semarang tepatnya di Desa Gembong Babat. sebelum dia meninggal, dia koma selama tiga hari. badannya utuh. hanya ada tiga luka lecet kecil. tapi dia mengalami pendarahan di otak, sangat parah, dan itu yang menyebabkannya koma.
setahu saya, karena dia itu teman dekat rekan saya bekerja saat ini, saat ini dia memilih tidak pacaran. padahal orang secantik dia tentu anyak yang menyukai.
kematian Puspa meninggalkan luka bagi banyak orang, dia sangat cantik dan belum menikah. salah seorang tetangganya juga rekan kerja saya. namanya Bu Binti. kemarin pagi dia bercerita pada orang-orang tentang Puspa. satu ceritanya yang manarik untuk diambil pelajaran kali ini.
bu Binti punya rekan kerja di tempat lain. ternyata orang itu adalah mantan pacanya Puspa waktu SMA. dan orang itu berarti kakak kelas kami.
sebelum Puspa meninggal ketika dia koma, kakak kelas itu mengambil foto wajah puspa dari segala sisi watu di rumah sakit.
saya miris mendengarnya. disaat Puspa sedang koma, kenapa dia tega mengambil foto wajahnya? apakah itu yang dinamakan cinta? cinta sampai mati?
bagaimanapun Puspa telah pulang dan tak akan lagi kembali ke dunia ini. sedangkan kakak kelas itu? sampai kapan dia menyimpan wajah Puspa?
bagaimanakah perasaan perempuan kelak yang menjadi istrinya kelak? apakah dia tidak merasa sakit jika ternyata di hati suaminya ada wajan bukan miliknya?
ataukah lantas kakak kelas itu tidak menikah?
bagi saya, itu adalah contoh kedua yang saya terima dalam pelajaran cinta.
-contoh yang pertama adalah guru saya waktu SMA. usianya hampir 50 tahun tapi belum menikah. karena dia hanya ‘mencintai’ satu perempuan sampai mati yang ketika itu belum menjadi haknya. dan ternyata Allah mengambil perempuan itu lebih dulu-
jadi, jika Allah memang menjatuhkan cinta tidak pada waktunya, maka kendalikan cinta itu dan titipkan lagi pada-Nya. Ambillah nanti jika sudah waktunya.
Serem bgt kalo kesetiaan itu salah kaprah..Cinta itu bukan ky gt..Ckck
HmmSrba salah jk mslah hati
kenapa harus serba salah? kan sudah ada batasan yang jelas. sudah ada tauladan yang pas.memang sih batas itu terlalu tipis. apalagi kita yang namanya manusia, suka banyak alesan, hehe pinter berapologi juga.ya… kalau sesuatu itu membuat hati terasa sakit, mending ditunggalkan aja…
baca juga ukh postingan saya sebelumnya http://onezonemine.multiply.com/journal/item/40/Cinta_Equivalen_Dengan_Matematika
cinta yang paling indah memang hanya cinta semata-mata karena Allah…
sepakat ukh.asal jangan salah kata aje maksudnya yang kita lakukan apa e… ngomongnya cinta karena karena Allah.. hehehe tahu kan maksud saya? btw, lama tidak berbincang-bincang?