Tulisan ini spesial buat Pak Sarib. Setidaknya sebagai ucapan terima kasih. Sebab setiap saya memposting sesuatu, Pak Sarib hampir selalu menengoknya. Dan tak jarang beliau me-like atau pun meninggalkan komentar. Meskipun, yang saya posting itu sesuatu yang sangat tidak penting dan gak jelas. Hehee 😀
Gegara postingan saya yang ini, komentar Pak Sarib membuat saya jadi penasaran. Entah saya ini jenis orang apa, ketika ada yang bertanya pada saya, saya selalu ingin menjawabnya. Saya sangat tidak senang dengan jawaban ‘tidak tahu’. Jadi karena itu, saya pun tidak ingin memberikan jawaban ‘tidak tahu’ pada orang lain. Tidak semua hal tentu saja, tapi pada hal-hal yang realistis dan saya suka tentu saja. Dan kalau saya kurang tahu tapi masih bisa mengarang indah, akan tetap saya jawab meski sedikit ngawur, hehhee. Bahkan, terkadang pertanyaan yang belum saya tahu jawabannya malah membuat saya jadi penasaran!
Pernah suatu ketika saya pergi bersama teman. Tiba-tiba ada yang menghentikan motor kami. sepasang suami istri yang menanyakan arah jalan Besuki. Dengan gerakan yang nyaris bersamaan, saya menunjuk arah kiri sedang teman saya menunjuk arah kanan. Hahaha! Dan yang benar tentu saja teman saya. Karena secara, saya sedikit buta arah. Arah yang saya tunjuk memang menurut perasaan saya. Agak sedikit tidak sopan memang, hhehe ^___^
Kembali ke Pak Sarib.
“Eh, saya kenapa tidak bisa menghafal nama nama yah ? Sementara kalau sebab akibat hafalannya tidak bisa hilang. Kira kira kenapa gitu ?
Misalkan pelajaran diferensial dan integral, sampai kapanpun akan ingat. Tapi untuk menghafal nama (misalkan tokoh2 majapahit dan mataram) uangeeeeele puoool.” tanya Pak Sarib.
Tiba-tiba pikiran saya teringat pada fungsi otak kiri dan otak kanan dan ingin mengaitkan hubungannya dengan pertanyaan Pak Sarib. Sampai di kost saya lalu membuka buku ‘7 Keajaiban Rezeki’ karya Bang Ippho Santosa.
Otak Kiri | Otak kanan |
Rasional | Emosional |
Kognitif, logis | Afektif, intuitif |
Realistis, analistik | Imajinatif, artistik |
Kuantitatif, aritmatik | Kualitatif, spasial |
Serial, linier | Paralel, lateral |
Terencana, kasual | Tak terencana, impulsif |
Segmental, fokus | Holistik, difus |
Verbal, eksplisit | Visual, implisit |
Intrapersonal | Interpersonal |
Motorik kanan | Motorik kiri |
Berikut analisis saya. –Sebelumnya mohon maaf, jika analisis saya ini sangat tidak jelas dan jauh dari kata ‘logis’. Dan kalau memang ada keliru, mohon dibetulkan ya! Jangan ditertawakan. 🙂 –
Hafal berarti dia ingat, tapi ingat belum tentu hafal. Secara matematika, hafal adalah subset dari ingat. Hafal merupakan spesifikasi ingat secara detail.
Kalau soal integral dan diferensial, sebenarnya mereka hanya dibutuhkan diketahui secara konsep. Dia hanya membutuhkan sedikit pengingatan yaitu ingat notasi/penulisannya. Asalkan secara konsep dia paham, beres sudah. Sementara soal nama-nama, berarti memang harus banyak yang diingat dan dihafal. Apalagi nama itu seringkali terkait dengan peristiwa. Maka harus ingat betul detailnya.
Jika melihat tabel, maka menurut saya, menghafal integral/diferensial didominasi aktivitas otak kanan. Sementara menghafal nama-nama didominasi otak kiri.
Analisis saya pun jadi berkembang. Dalam satu hal saja bisa berbeda dominasi aktivitas otak kanan dan otak kiri. Seperti halnya menghafal kali ini. Maka secara umum, konklusinya adalah tidak ada orang yang sepenuhnya ‘otak kanan’ atau sebaliknya yang sepenuhnya ‘otak kiri’.
Berarti terkait pertanyaan Pak Sarib, jawabannya bukanlah karena Pak Sarib orang ‘otak kanan’. Lalu apa? Pada akhirnya, memang saya tidak tahu 😀 –Tapi kan setidaknya sudah berusaha untuk mencari tahu? Tidak apatis menjawab ‘tidak tahu’. Hehehe! Berapologi 😀 –
Salam buat dhek Kiky ya Pak! 🙂
tapi gak lupa nama2 patien kan??
kan kata baku
masa sih
iya deh saya ngalah ahahah| berarti mba dokter masih ingat ahahah
Hahaha…. saya juga baca bukunya Ippo. Jebule tunggal guru.
Saya kayaknya ekstreme kanan kayak kartosuwiryo deh mbak, Hehehe……..
Yang pasti saya itu emosional, imajinatif dan tak terencana. Bahkan untuk nikah pun tidak pernah merencanakan. Ujug ujug punya istri gitu……..
Hubungannya dengan mengingat nama dan tanggal apa ? Bahkan tanggal berapa saya nikah saja tidak tahu, kapan istri dan anak ulang tahun juga tidak tahu. Bagi saya itu tidak penting, namun memeluk mereka setiap hari, bernyanyi bersama, makan bersama dan jalan jalan adalah momen yang sangat sangat sangat penting.
Saya lebih memilih mengingat detil sepeda yang saya gunakan boncengan berdua sama istri dibanding kapan dan harga berapa sepeda itu dibeli. Walau kejadian itu 15 tahun lebih dan sepeda itu tdk ada lagi, saya masih ingat warnanya, rem nya, sadle nya, berko, ruji dan seluruh detinya. Sampai kuncinya rusak pun masih teringat jelas.
hehehe…………. njlimet yah ?
wuiiihh… Hebat om.. 😀
ngomong2, aq juga mw dunk kayak om, ujug2 punya suami, hohoho
mau ? Gampang kok.
Cinta itu dari dalam hati, semai itu setelah akad nikah. Sebelum ijab kobul, itu hanyalah “fatamorgana”.
Secantik atau seganteng apapun, jika sudah jadi suami/istri maka kecantikan/kegantengan akan hilang dengan sendirinya.
Menerima seluruh kekurangannya adalah cara untuk “menyemai cinta” dari dalam hati. Misalkan istri saya kalau tidur ngorok, ya gak papa…… dengan menerima kekurangannya, maka ngoroknya terdengar lebih merdu dibanding suara “Jupe yang cempreng”. Hihihihi….
ditunggu
itu serius loh….. anak dan ibunya bersahutan ngorok. Nah, aku disampingnya asyik ngeblog. Hehehe…. enak kan ditemani.
Ini pada rebutan aja. Hehe…
Mau juga dong 😀
Beda dong… masa mau samaan 😦
Jangan lupa nanti bawa oleh2 buatku yang banyak ya. Hehe…
kopernya buat oleh2? yakin? Hehe… boleh2 :p
Istriku tak pernah komplain tuh, enjoy saja……. Hahaha…..
Perasaanku ijek enom, eh ternyata sudah tua.
Eh ternyata paling enak itu yang ekstreme kanan punya istri yang ekstreme kiri. Atau sebaliknya……
Bayangin kalau suami istri sama sama sanguinis populer, ngomong aja mereka rebutan kan ? Atau sama sama perfeksionis, yah,,,,, ngatur letak meja saja bakal bertengkar. Hehehe…..
kamu nrimo dulu, baru semuanya mendekat.
Banyak orang ikhlas menerima kelebihan tapi jarang yang mau ikhlas menerima kekurangan.
Memang penggunaan otak itu tidak mutlak melulu kiri dan kanan, kan mbak…
*jadi inget murid saya*
Terlepas dari berbagai macam teori, yg penting bisa mengingat dan menghafal sesuatu yg bermanfaat.