HAL PERTAMA
Ustadz Felix Siauw dan Ustadz Salim A. Fillah pernah menuliskan hal senada. Kurang lebih intinya begini, “lelaki terhormat mengambil kehormatan dengan pernikahan atau secara kesatria mundur mempersilahkan.”
Saya memiliki seorang teman laki-laki yang kebetulan beberapa waktu yang lalu ta’aruf dengan seorang akhwat. Dalam prosesnya mereka sepakat untuk melanjutkan / mengupayakan sampai pernikahan. Awalnya mereka sudah sepakat untuk menikah bulan Juni. Akan tetapi karena beberapa alasan, pernikahan tak bisa dilaksanakan bulan itu dan mundur hingga setelah hari raya.
Karena jarak pernikahan mereka masih lama, maka keduanya sepakat berteman biasa saja. Mereka tidak mau jarak antara khitbah ke nikah itu lama sehingga khitbah pun diusahakan mendekati pernikahan. Jadi mereka tidak saling mengikat satu sama lain. Bukankah memang seharusnya seperti itu? Teman laki-laki saya itu kemudian mengatakan kepada si akhwat (melalui email), “Atau mungkin ada ikhwan lain yang mengantri, yang lebih siap dari saya silahkan.“
Dari sudut ke-so sweet-an, menurut saya dan beberapa orang teman, kami sepakat bahwa teman laki-laki saya itu adalah lelaki terhormat seperti ditegaskan oleh Ust. Felix dan Ust. Salim. Dan kalimat yang disampaikan pada akhwat itu adalah so sweet menurut saya. 😀 Akan tetapi menurut sudut pandang sebagian teman saya yang lain, teman laki-laki saya itu dinilai kurang mantap atau tidak serius ingin menikahi si akhwat.
HAL KEDUA
Saya mendapat cerita dari ibu tentang sepupu saya yang pekan lalu menikah. Bahwa dulu saat sepupu itu masih pacaran, saat dia sakit, dia dijemput pacarnya (yang kini jadi suaminya), dibawa pulang ke rumah pacarnya itu dan dirawat oleh ibu lelaki itu (yang kini jadi mertuanya).
Kata beberapa orang terkait hal itu, menurutnya itu sangat so sweet [?]. Sedangkan menurut saya dan beberapa yang lain, itu sangaaaat biasa dan tidak so sweet sama sekali. Hehee
Lalu, menurut sudut pandang teman-teman, yang so sweet itu HAL PERTAMA atau HAL KEDUA? 😀 #jadi ingin bikin polling ey! 😀
aku nyambungnya kalimat “secara kesatria mundur mempersilahkan” saat ikhwan tahu bahwa akhwat yang ingin dita’arufin ternyata udah ada yang mengkhitbah 😀
hehehe… sepertinya begituh; meramaikan sudut pandang cerita 😛
uhuk wae lah.. =p
lha ketoke aku merasa wis muni so sweet sakdurunge.. =))
yang kedua mungkin penderita the Knight in Shining Armor Syndrome 😀
Dalam tingkat yang manusiawi, model kaya gitu sih ada dalam diri setiap laki2 mbak, asal bagaimana bisa mengendalikannya dgn baik
As long as he keeps walking in the Light Side, everything will be fine …… hopefully
mbak boleh dong saya di kenalin sama teman mbak tu…. 😀
hahahhaah 😀
cerita pertama, mbak..
#trus, gimana akhir ceritanya? penasaran, euy