I Think I Love You (Again)

Sejauh saya bisa mengingat dan bernostalgi(l)a, film-film bergenre romantis yang saya tonton itu memiliki satu kesamaan. Selalu ada adegan si perempuan (kebanyakan) pergi lalu si laki-laki mengejarnya dan hasilnya selalu ‘nyaris’. Tempat kenyarisan itu bisa terjadi di stasiun, terminal, atau bandara. Paling sering di bandara. Dan adegan itulah yang selalu membuat saya terkesan. Perjuangan si laki-laki, suasana yang didramatisir, dan backsound musik yang selalu ada pada takaran yang pas. Dan itulah bagian yang paling saya suka dari seorang pembuat ide cerita sebuah film. Adegan mengesankan yang saya maksud itu bisa Anda temukan pada film Korea yang berjudul Fullhouse, Sassy girl Chun Hyang, dan Cats on the Roof.

Sebetulnya saya sama sekali bukanlah penggemar sebuah film. Tapi dengan berat hati saya harus mengakui ketika saya terlanjur menonton sebuah film lalu saya menyukainya, saya tidak jemu menonton lagi meski sampai belasan kali. Barang kali agak berlebihan, tapi biarlah. Dan sampai saat ini, ada tiga film yang menduduki posisi putar ulang tersebut. Mereka adalah Fullhouse, Sassy Girl Chun Hyang, dan drama kolosal The Great Queen Soen Doek. Sekedar informasi, semua itu adalah film Korea. Dan sekedar informasi juga, bahwa saya  tidaklah mengenal sesiapa yang bermain di film-film itu. Saya tidak menyimpan foto mereka dan mengetahui siapa mereka. Bahkan nama asli mereka pun, saya tidak tahu. :mrgreen: Singkatnya, saya hanya menyukai film itu (dan memutar ulang berulang-ulang).

Kalau saya pikir-pikir, antara Fullhouse dan Sassy Girl Chun Hyang ada sedikit kesamaan. Emmm, tapi lain waktu saya tulis. Kali ini saya mau menulis tentang Fullhouse saja. Tentang hikmah yang saya tangkap dari film itu. Meski hal yang sangat mungkin adalah sutradara atau pembuat ide cerita atau siapa pun di sana yang terlibat, sama sekali tidak berniat menyampaikan hikmah. 😛 Tapi saya punya keyakinan, bahwa Tuhan ‘menciptakan’ film tersebut memang untuk memberi pelajaran pada manusia. Siapa yang tahu? 😉

Tokoh utama dalam film tersebut adalah Han Jie Eun dan Lee Young Jae. Mereka mendadak menikah karena satu dan lain hal. Lebih jelasnya bisa menonton film tersebut. 😀  Mereka sebetulnya belum saling mengenal sama lain. Mereka baru mengenal beberapa hari. DAN MEREKA SAMA SEKALI TIDAK ‘JADIAN’. Pokoknya langsung menikah. Karena mendadak menikah inilah, mereka membuat kontrak pernikahan. Dan pernikahan mereka sendiri sebetulnya adalah pernikahan kontrak. Mereka akan bercerai setelah 6 bulan kemudian.

Mereka telah bersepakat di awal bahwa mereka akan menjaga privasi masing-masing. Entah di episode ke berapa tepatnya, mereka bertengkar. Mereka memang sering bertengkar sih. Lalu mereka baikan dan duduk di teras samping rumah mereka. Han Jie Eun berkata pada Lee Young Jae, “Bagaimana pun pernikahan kita adalah pernikahan yang sah dan kontrak di antara kita juga perjanjian yang sah.”

Ah iya. Dalam film itu, Han Jie Eun juga bertugas hampir seperti pembantu. Dia yang membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak untuk Lee Young Jae.

Awalnya mereka biasa-biasa saja. Tapi seiring berjalannya waktu, tumbuhlah cinta di antara mereka. Ah ini benar-benar seperti Orang Jawa kata, ‘witing trisno jalaran soko kulino’.

Sampai di suatu episode, Lee Young Jae menyadari bahwa dia telah benar-benar menyukai Han Jie Eun. Dia mengatakan bahwa karena setiap hari hidup bersama Han Jie Eun, dia bisa bahagia dari hal-hal yang sederhana.

Sampai di sini, ada satu garis besar bahwa mereka pacaran setelah menikah. Bahwa meskipun awalnya tidak saling mengenal, tapi kalau hidup bersama akan menumbuhkan benih-benih cinta. Apalagi kalau kita muslim, memang tidak ada pacaran yang tidak berdosa kecuali setelah menikah. Mau pacaran sehat, mau pacaran bergizi, mau pacaran diet juga, kalau tanpa ikatan pernikahan ya tetep aja namanya zina.

Barang kali ada yang ada yang masih ragu, ya itu kalau beruntung bisa cocok. Kalau nggak gimana?

Baiklah, kalau kita muslim berarti kita percaya pada kitab paling suci di dunia. Itu bahkan termasuk rukun iman. Sudah ada jaminan dari-Nya yang tertulis di kitab tersebut bahwa setiap manusia itu punya pasangan. Nggak akan tertukar dan tidak akan keliru.

Terus, gimana menemukan orang tersebut kalau tidak ‘coba-coba’? Jawab saya singkat saja, kita serahkan pada Dia Yang Mahakreatif membuat skenario. Apa sih nggak mungkin? 😉 Fakta ini bisa jadi salah satu contohnya. Dan selain itu juga masih ada buanyak kisah. Buka mata, pasang telinga, dan pakai hati untuk menemukan kisah-kisah itu di sekitar kita.

Dan hal yang paling logis untuk dilakukan agar mendapat yang terbaik adalah dengan membuat diri kita pantas bersanding dengannya. Bukankah jodoh itu adalah cerminan dirinya? Dan bukankah si perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk si laki-laki?

*note to my self*

Lalu kenapa judul tulisan ini begitu menggoda? (emang iya, Dy?) Sebab salah satu judul original sound track film Fullhouse adalah I think i love you. Jadi saya menjadikannya judul kembali. 😀

–**–

Cheers ^___^
Dyah Sujiati

About Dyah Sujiati

Tentang saya?! Seperti apa ya? Entahlah. Kalau saya yang nulis, pasti cuma yang baik-baik saja. Dan itu sulit dipercaya. XD XD XD Tapi harus percaya kalau saya seorang blogger yang tidak main sosmed. Twitter off per 4/4/2019, tidak punya Facebook, Instagram, Path, dll.
This entry was posted in Hikmah and tagged , , , , . Bookmark the permalink.

8 Responses to I Think I Love You (Again)

  1. jampang says:

    ceritanya filmnya seperti cerpen lama yang judulnya “Pernikahan SImulasi”

  2. Woo… si delightful girl itu Chun Yang.

  3. rinisyuk24 says:

    dirimu sebegitu menghayatinya sampai mendapatkan hikmah dari si fullhouse. Great!

  4. Suka juga sama Fullhouse & Chun Yang.. kondisi mereka sudah menikah jd asik-asik aja nonton nya..

  5. miartmiaw says:

    OST nya kedua serial itu juga seru. Easy listening gituu. Tiap kali dengerin, yang terbayang adegannya hahah :’D

  6. Galuh Nindya says:

    tapi hati-hati lhoo kalo nonton drama korea.. kalo keseringan bisa memicu cinderella complex. hehehe

Leave a reply to Iwan Yuliyanto Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.