Mbolang Semarang [1]

Bismillah. Ini adalah reportase pembolangan saya pada akhir Desember tahun lalu. [Berasa sudah sangat lama ya?]

Hari kedua saya dan Mbak Maya membolang buana (?).

Kami keluar kost Karina sudah hampir jam 7. Lepas Subuh saya baru searching tempat wisata di Semarang yang searah dengan Solo. Sebab dari Semarang kami akan ke Solo. Akhirnya kami memutuskan untuk ke Umbul Sidomukti, Museum Kereta Api Ambarawa, dan Air Terjun Kali Pancur.

Untuk ke Umbul Sidomukti dari Terminal Terboyo, naik bus jurusan Solo dan Turun di Ungaran. Tarif Rp. 10 ribu rupiah. Katakan saja pada Kondektur kalau kita akan menuju Bandungan. Nanti kita akan diturunkan di tempat pemberhentian angkutan jurusan Bandungan. Saya mendapat petunjuk menuju Umbul Sidomukti dari kawan baru saya di Twitter. 😀

Setelah turun dari bus pertama, kami naik angkutan yang menuju Bandungan. Seharusnya kami turun di sebuah pasar (lupa namanya) sebelum pasar Bandungan. Lalu kami naik ojek menuju Umbul Sidomukti dengan tarif 15 ribu per orang. Tetapi kami terlanjur terbawa angkutan sampai pasar Bandungan sehingga kami harus naik angkot lagi ke pasar yang terlewat itu.

Namun, dengan sedikit berkomunikasi dengan pak Sopir angkot, beliau malah mau mengantarkan kami sampai Umbul Sidomukti! Dan kami hanya membayar 50 ribu yang mana itu dihitung dari titik awal kami naik! Yihaa!

Tentu jauh lebih enak naik angkot berdua daripada kami naik ojek masing. Lebih nyaman dan lega! 😀

image

Di Umbul Sidomukti

Dari Umbul Sidomukti, tujuan kami berikutnya adalah ke Ambarawa, ke Museum Kereta Api. Dari Umbul Sidomukti kami perlu kembali ke Pasar Bandungan. Dan tahukah Anda? Di sana tidak ada ojek maupun angkutan untuk membawa kami turun ke tempat angkot menuju Bandungan! Kami harus jalan kaki! Oh No!

Tenang saudara-saudara. Kami ini pembolang keren *huekk*. Maka untuk pertama kalinya kali menebeng wisatawan yang keluar! Dan Alhamdulillah! Kami dapat tumpangan! Yihaaa! Bahkan langsung sampai Bandungan sekaligus! 😀

Dari Bandungan kami naik angkot jurusan Ambarawa. Tarif hanya 4 ribu rupiah per orang. Dari tempat angkot berhenti, kami naik angkot lagi menuju museum Kereta Api. Ternyata museumnya sepi. Sehingga kami menuju museum yang lain. Yaitu Museum Isdiman yang ada monumen Palagan Ambarawa. Tarif masuk museum 5 ribu rupiah.

image

Di monumen Palagan Ambarawa

Setelah dari museum, kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun Kali Pancur. Mengenai rute menuju tempat itu, kami baru mendapat informasi dari penjaga museum Palagan. 😀

Di sini ada sedikit misteri. Ternyata museum Palagan hanya sepelemparan batu dari tempat kami turun dari angkot Ambarawa. Ya salam! Jadi tadi kami naik angkot itu hanya berputar saja. Tapi itu menurut Mbak Maya. Karena menurut saya sih tidak. Hehehe. Jadi entahlah, biarlah itu menjadi misteri, menjadi sesuatu ‘yang harus dibiarkan menjadi tanda tanya’. #Halah

Kami naik bus jurusan Salatiga lalu lanjut lagi naik bus jurusan Kopeng. Tarif bus 5 ribu per orang. Kami turun di pom bensin. Lalu kami naik ojek menuju Air Terjun Kali Pancur. Tarif ojek 10 ribu rupiah per orang. Tiket masuk air terjun hanya 2.000 rupiah ditambah ongkos menitipkan tas 1.000 per orang.

Ternyata air terjun ini sangat horor! Jalan masuknya curam dan sepi! Kami sempat bertemu anjing. Lalu kami kembali ke atas dan meminta ditemani kakek penjaga. Yang ternyata si kakek lebih horor dari anjing sebelumnya! 😦 You know what I mean, don’t you? Kami akhirnya tidak mencapai dasar air terjun karena ketakutan.

image

Di tangga menuju air terjun Kali Pancur

Akhirnya kami kembali ke gerbang air terjun. Lalu kami menikmati Rawa Pening yang terbentang dari ketinggian sambil menunggu dijemput ojek. Alhamdulillah!

Kami lalu menuju terminal Solo untuk perjalanan berikutnya yang belum kami putuskan mau ke mana. Hahaha.

[to be continue]

cheers ^_^
Dyah Sujiati

About Dyah Sujiati

Tentang saya?! Seperti apa ya? Entahlah. Kalau saya yang nulis, pasti cuma yang baik-baik saja. Dan itu sulit dipercaya. XD XD XD Tapi harus percaya kalau saya seorang blogger yang tidak main sosmed. Twitter off per 4/4/2019, tidak punya Facebook, Instagram, Path, dll.
This entry was posted in My Journey and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

11 Responses to Mbolang Semarang [1]

  1. Hey, why don’t you put the usual watermark on your face? I thought you were one of those who are careful enough not to post your clear photo in the internet?

  2. Pingback: Mbolang Karanganyar-Tawangmangu | Life Fire

  3. Pingback: Mbolang Karanganyar-Candi Ceto | Life Fire

  4. pitaloka89 says:

    Assiiikkkknyaaaaaa jalan-jalan….
    Turis lokal ceritane.. beranian berdua aja belum tau tempat yang mau dikunjungi sama sekali. hehe….

  5. nats says:

    emang bawaan lahir tukang jalan… 🙂

  6. Pingback: Pantai Indrayanti – Jogja | Life Fire

  7. Ajie says:

    Terimakasih banget buat info tentang mau ke umbul sidomukti dri terminal terboyo ini sangat membantu bgt buat saya terimaksih hehe

  8. mama aziz says:

    sudah sampai bandungan kenapa g lanjut aja ke gedongsongo mbak..itu lebih menghemat biaya dan waktu. Dari pasar bandungan mbak bisa tracking ke arah hotel gaya terus lurus keatas sampai ujung..itu spot terbaik di bandungan.diatasnya ada hotel bintang 5 tapi kita bias selfie sebelum gerbang masuk hotel.dari gedongsongo ada air terjun bidadari (cuma agak jauh dan tidak ada transportasi umum)..tapi air terjunnya lebih bagus dari kalipancur…ok..tetap semangat dan bahagia selalu

Thanks For Read :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.